The Good Lie: Impian untuk Keluarga
Sumber: Google

Film Review / 24 September 2015

Kalangan Sendiri

The Good Lie: Impian untuk Keluarga

Theresia Karo Karo Official Writer
7350
The Good Lie memfokuskan perhatian pada kelompok pengungsi, yang didorong ke pengasingan oleh milisi dari Sudan utara. Kebanyakan dari mereka adalah anak-anak yang kehilangan orang tuanya akibat perang sipil brutal yang terjadi pada tahun 1983. Dikenal dengan istilah ‘the lost boy’.

Untuk mencari tempat yang aman, anak-anak ini harus melakukan perjalanan dari Sudan menuju Kenya. Mereka harus berjalan kaki selama berhari-hari. Anak-anak itu terdiri dari Mamere (Peterdeng Mongok), Simon (Sibusisu Moyo), Yeremia (Thon Kueth), Paul (Deng Ajuet), Abital (Keji Jale), Gabriel (David Madingi ) yang dipimpin oleh Theo (Okwar Jale).

Sayangnya Simon meninggal dalam perjalanan, karena sulitnya medan yang dihadapi dan serba berkekurangan. Sedangkan Theo ditangkap oleh pemberontak. Lima orang lainnya berhasil sampai di Kenya, namun hanya empat yang bertahan dan tinggal di pengungsian.

Penantian selama 15 tahun akhirnya mulai menemukan titik terang. Keempat orang ini akhirnya berhasil pindah ke Amerika Serikat guna mendapatkan tempat tinggal dan pekerjaan yang layak. Kehidupan baru keempatnya mempertemukan mereka dengan Carrie (Reese Witherspoon) yang adalah pekerja dari lembaga kemanusiaan yang telah membantu para imigran untuk berimigrasi ke Kansas.

Sesampainya di Kansas, Abital (Kuoth Wiel) terpaksa harus berpisah dengan Mamere, Yeremia, dan Paul. Padahal sebelumnya Mamere yang bertindak sebagai pemimpin dalam keluarga ini, bersumpah untuk melindungi keluarganya yang tersisa saat ini.

Meskipun ada kesedihan, namun banyak hal-hal lucu yang di tampilkan ketika mereka beradaptasi dengan kehidupan yang serba cepat di Amerika. Film karya Sutradara Philippe Falardeau ini juga tidak lepas dari sisi kemanusian yang dilakukan Cariier bagi ‘the lost boy.’ Mulai dari beradaptasi, mencarikan pekerjaan, hingga membantu Mamere mewujudkan mimpinya untuk bersatu kembali dengan keluarganya.

Orang-orang Sudan memiliki karakter yang terukir tajam sebagai identitasnya. Yeremia (Ger Duany), yang bekerja sebagai pegawai toko adalah seseorang yang sangat taat dengan Firman Tuhan. Dia juga akrab dengan ayat-ayat di Kitab Suci. Paul tumbuh menjadi pria dewasa yang sangat independen. Bakatnya sebagai mekanik, membawanya bekerja di sebuah pabrik keran. Sedangkan, Mamere yang bercita-cita sebagai dokter juga bermimpi untuk bisa menyatukan kembali keluarganya.

Dalam satu kesempatan, Mamere belajar tentang “kebohongan demi kebaikan”. Yakni pengingkaran untuk tujuan yang lebih tinggi. Konsep inilah yang kemudian mengilhaminya untuk melakukan tindakan mulia.

Film yang rilis sejak Oktober 2014 ini banyak mengambil latar kehidupan Sudan yang masih sangat jauh dari kehidupan modern dan berbagai kesulitan yang mungkin belum pernah kita bayangkan. The Good Lie, mengajarkan kita tentang perjuangan dan kemanusiaan dengan niatan tulus. Sehingga kita bisa lebih bersyukur atas kondisi yang mungkin jauh lebih baik, dibandingkan dengan anak-anak di wilayah konflik. Belum lagi menghadapi kerasnya hidup yang dihadapi para imigran di ‘rumah baru’ mereka.


The Good Lie (2014)
Sutradara : Philippe Falardeau
Writer : Margaret Nagle
Genre : Drama
Pemain : Reese Witherspoon (Carrie), Okwar Jale (Theo), Peterdeng Mongok (Young Mamere), Keji Jale (Young Abital), Thon Kueth (Young Jeremiah), Deng Ajuet (Young Paul), Arnold Oceng (Mamere), Ger Duany (Jeremiah), Emmanuel Jal (Paul), Kouth Wiel (Abital), Corey Stoll (Jack) and Sarah Baker (Pamela)
Tayang Perdana : 3 Oktober 2014
Durasi : 112 Menit
Produksi : Alcon Entertainment, Imagine Entertainment, Black Label Media, dan Reliance Entertainment


Sumber : Berbagai sumber by tk
Halaman :
1

Ikuti Kami